Membangun Koperasi Digital untuk Generasi Milenial


koperasi digital


‘Membangun Koperasi & Koperasi Membangun’, adalah salah satu buku penting yang pernah ditulis oleh Muh.Hatta. Dalam bukunya tersebut, beliau menuliskan konsep yang memperlihatkan keberpihakannya pada rakyat secara utuh. Hatta mengkategorikan social capital ke dalam 7 nilai-nilai semangat koperasi.

Dimulai dari, kebenaran untuk menggerakan kepercayaan, lalu kedua, keadilan dalam usaha bersama, ketiga kebaikan dan kejujuran mencapai perbaikan, keempat tanggung jawab dalam individualitas dan solidaritas, kelima paham yang sehat, cerdas, dan tegas, keenam kemauan menolong diri sendiri serta menggerakan keswasembadaan dan otoaktiva, dan terakhir yaitu kesetiaan dalam kekeluargaan.

Pemikiran Hatta menjadi bahan yang sekiranya dapat dikembangkan dan memberikan hasil yang luar biasa. Berkat kontribusinya pada perekonomian di Indonesia, Hatta kemudian diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada tahun 1953 saat kongres II di Bandung. Beberapa prinsip koperasi yang dihadirkan, seperti sukarela dan terbuka, demokratis, serta berbagai hal yang bertujuan membangun komunitas, membuat konsep koperasi menjadi sesuatu yang menjanjikan.

Menurut UU Nomor 25/1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dari definisi koperasi tersebut, maka ada lima unsur pokok yaitu:

  1. Koperasi sebagai badan usaha
  2. Beranggotakan orang-seorang bagi koperasi primer atau badan hukum koperasi bagi koperasi sekunder
  3. Prinsip ekonomi sebagai dasar kegiatannya
  4. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat
  5. Berdasarkan atas asas kekeluargaan

Bagi Hatta sendiri, terdapat dua asas dalam koperasi, yaitu:
  1. Asas Individualitas, yaitu koperasi dan anggota koperasi harus percaya pada kekuatan diri sendiri.
  2. Asas Solidaritas, yaitu kesetiakawanan antara anggota, antara Pengurus/ Pengawas dan antara anggota dengan Pengurus / Pengawas.

Dari penjelasan singkat di atas, kita bisa melihat bahwa Koperasi mampu memberikan manfaat yang besar bagi suatu komunitas atau masyarakat. Namun, mengapa koperasi tidak mampu berkembang atau bertahan hingga masa sekarang ini? Adakah koperasi zaman now?

Koperasi Zaman Now

Apakah kita masih percaya pada ekonomi yang berpihak pada rakyat? Ataukah kita terlanjur memberikan wewenang penuh pada para pemegang modal?

John Naisbitt, seorang penulis Amerika yang fokus pada topik perihal masa depan memiliki sebuah keyakinan menarik. Keyakinan tersebut sejalan dengan konsep koperasi. Naisbitt percaya bahwa masa depan perekonomian global berada ditangan unit usaha yang kecil, otonom, namun padat teknologi. Tentu saja, koperasi bisa menjadi bagian dari keyakinan atau sebentuk ramalan dari John Naisbitt. Akan tetapi, tanpa disadari koperasi belum memaksimalkan konsep kerjanya di bidang teknologi digital. Apakah koperasi perlu terhubung dengan internet?  

Berdasarkan hasil survei APJI dan Polling Indonesia jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2018 bertambah 27,91 juta (10,12%) menjadi 171,18 juta jiwa. Artinya penetrasi pengguna internet di tanah air meningkat menjadi 64,8% dari total penduduk yang mencapai 264,16 juta jiwa. Sementara berdasarkan spasial, Jawa masih menjadi wilayah pengguna internet terbesar di Indonesia, yakni mencapai 55%. Adapun pengguna internet terbesar berikutnya adalah Sumatera (21%), Kalimantan (9%). Kemudian Sulawesi, Maluku dan Papua (10%) serta Bali dan Nusa Tenggara (5%).

Tentu saja internet menjadi peluang untuk membangun koperasi zaman now. Sekiranya, koperasi mampu menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Dalam pasal 33 UUD 1945 dinyatakan bahwa ”Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan” Secara umum, koperasi hanya hanya mengandalkan unit simpan pinjam kepada anggota koperasi, di mana struktur modal masih terbatas dan kemampuan manajemen masih konvensional. Tidak banyak koperasi yang kemudian harus gulung tikar lantaran tak mampu bersaing. Ada beberapa kota yang sampai menutup puluhan koperasi sebab tidak aktif selama jangka waktu yang terbilang panjang.

Jika koperasi ingin lebih berkembang, maka perlu adanya manajemen yang baik dan dapat mengoptimalkan peran media digital. Pihak terkait kiranya dapat menyelenggarakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan strategi pemberdayaan koperasi di era digital seperti pengenalan internet, facebook, instragram dan toko online untuk meningkatkan pelayanan dan pemasaran.

Bahkan untuk menghadirkan koperasi zaman now, dibutuhkan program mutakhir dan memadai yang memudahkan siapa saja. Merancang aplikasi di tiap koperasi yang dapat diunduh melalui google play store, app store dan beberapa tempat lainnya. Hal ini juga akan menghadirkan koperasi digital yang dekat dengan generasi milenial.  

Koperasi dan Generasi Milenial

Konsep koperasi sebenarnya sangat sesuai dengan kebutuhan generasi milenial. Keistimewaan koperasi tidak dikenal adanya majikan dan buruh, serta tidak ada istilah pemegang saham mayoritas. Semua anggota berposisi sama, dengan hak suara sama. Oleh sebab itu, apabila aktivitas produksi yang dilakukan koperasi ternyata dapat memberi laba finansial, semua pihak akan turut menikmati laba tersebut. Karakteristik generasi milenial dapat disentuh dengan membangun konsep koperasi digital. Selain itu, revolusi industri 4.0 secara tidak langsung menuntut kita untuk terus berinovasi dalam mengembangkan sebuah usaha.

Sejauh ini kita bisa melihat aplikasi finansial bagi koperasi secara online bernama coopRASI yang tengah dikembangkan oleh Multi Inti Digital Bisnis (MDB). Kabar ini menjadi hal baik dalam menghadirkan sekaligus mendekatkan koperasi dengan generasi milenial. Dunia digital mampu menjadi jembatan bagi siapa saja untuk terhubung dengan koperasi. Perkembangan dunia digital telah membawa suatu perubahan baru dalam hal pertukaran informasi, perdagangan, jejaring sosial dan komunikasi global yang membuat dunia bagaikan dalam genggaman. Perkembangan perangkat keras di bidang teknologi informasi dan perkembangan internet merupakan peluang sekaligus ancaman bagi dunia bisnis pada umumnya dan UKM/Koperasi pada khususnya. Sebab itu, langkah terpenting dan telah menjadi hal utama adalah membawa koperasi pada dunia digital dan mampu bersentuhan langsung dengan generasi milenial.

Halo, Saya Wawan Kurniawan. Terima kasih telah berkunjung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar