Carl Sagan dalam The Demon Haunted World
Hal-hal mistis merupakan kenyataan di alam bawah sadar seseorang. Seperti itulah yang disampaikan Carl Gustav Jung. Dari segi sains, bag...
Hal-hal mistis merupakan kenyataan di alam bawah sadar seseorang. Seperti itulah yang disampaikan Carl Gustav Jung. Dari segi sains, bagaimana hal mistis ditanggapi dan diterima nalar? Carl Sagan mencoba menjawabnya dalam sebuah buku yang berjudul “The Demon-Haunter World”
Dalam bukunya “The Demon-Haunted World” kita bisa menemukan konsep berpikir dari seorang Carl Sagan. Ketertarikannya dalam dunia sains telah membawanya pada serangkaian karya dan temuan yang penting untuk kita pahami. Bila sebelumnya, di “Cosmos” kita diajak untuk menyusuri pengalaman menjelajahi semesta, maka selanjutnya kita bisa melihat bagaimana pengalaman Carl Sagan dalam membentuk keyakinannya sebagai seorang ilmuwan.
Dalam bukunya “The Demon-Haunted World” kita bisa menemukan konsep berpikir dari seorang Carl Sagan. Ketertarikannya dalam dunia sains telah membawanya pada serangkaian karya dan temuan yang penting untuk kita pahami. Bila sebelumnya, di “Cosmos” kita diajak untuk menyusuri pengalaman menjelajahi semesta, maka selanjutnya kita bisa melihat bagaimana pengalaman Carl Sagan dalam membentuk keyakinannya sebagai seorang ilmuwan.
Seringkali sains menjadi sesuatu yang dianggap sombong
lantaran membantah keyakinan terdahulu. Di sisi ini juga, beberapa orang
memilih untuk tidak menyentuh sains lantaran takut kehilangan keyakinannya
sendiri. Akan tetapi, hal menarik ditemukan Carl Sagan. Pengalamannya sebagai
seorang ilmuwan membawanya pada kondisi spiritual yang belum pernah dibayangkan
sebelumnya. Seperti halnya penemuan, setiap temuan terbentuk dari hasil uji
yang membangun dan membentuk seseorang atau kelompok. Manusia pun dapat menjadi
bagian dari sesuatu yang terbentuk dari sekitarnya. Sangat penting untuk terus
mencari dan mengetahui sumber dari segala keyakinan kita sendiri. Hal itulah
yang membawa Carl Sagan berhasil merasakan betapa kecilnya manusia dan tak
berdayanya kita di tengah bentangan ilmu pengetahuan yang luas.
Setiap cabang sains tentu memiliki pseudosainsnya
masing-masing. Psikologi misalnya mesti dihadapkan dengan sejumlah
parapsikologi yang masih ada. Ahli Geofisika, mesti menghadapi bumi datar,
ramalan gempa, benua yang hilang. Ahli antropologi, menghadapi manusia kera
yang masih bertahan dan rumor kehidupan lainnya. Keraguan dari semua itu
memberikan kita peluang untuk mencari dan menemukan hal yang semestinya. Hanya
saja, sains seringkali terperangkap pada anggapan kita pada beberapa cabang
ilmu saja. Seperti halnya, pesan dari salah satu esai George Orwell yang
berjudul “What is Science?” Ilmuwan pun sekiranya membagi gagasan atau temuan
dan tidak terkurung di dalam laboratorium. Juga anggapan bahwa sains atau ilmu
pengetahuan hanya diasosiasikan dengan ilmu pasti seperti kimia, biologi dan
fisika. Sejalan dengan itu, buku “The Demon-Haunted World” menjadi sebuah usaha
seorang ilmuwan untuk membawa penemuan dan cara berpikirnya untuk dipahami oleh
masyarakat luas.
Dari rangkaian cerita yang ada di dalam bukunya, kita
dapat belajar dari bab “Jalan Menuju Kebebasan” ketika Carl Sagan menceritakan
seorang budak yang bernama Frederick Bailey. Saat dia dikirim bekerja bagi
Kapten Hugh Auld dan istrinya, Sophia, dia menemukan sesuatu yang membawanya
dalam keajaiban membaca. Dia mengalami pencerahan dan memutuskan untuk kabur
lalu menjalani kehidupan barunya. Setelah itu, dia menjadi orator, penulis, dan
pemimpin terbesar dalam sejarah Amerika. Cerita Frederick Bailey membawa kita
pada kisah yang dituliskan George Orwell dalam Animal Farm. Ketika peternakan Pak
Jones diserang setelah sekolompok hewan melakukan langkah serupa dengan
Frederick Bailey.
Dari dia, kita belajar bahwa melek aksara menjadi
sebuah jalan menuju kemerdekaan dari perbudakan. Ada banyak jenis perbudakan
dan banyak jenis kemerdekaan. Namun membaca tetap merupakan jalannya. Berbagai
potongan kisah barangkali seperti satu temuan menuju temuan lainnya. Akan ada
yang dipertahankan dan diperbaharui. Sekiranya, kembali ke pernyataan Carl
Sagan, sains mengajarkan kita untuk mencoba memikirkan ulang dan mencari
jawaban atas berbagai hal yang ada di sekitar kita. Sains adalah cara berpikir.
Sains sebenarnya menjadi harapan terbesar Carl Sagan,
selama ini kita dibesarkan dengan kebiasan yang terus berulang dan pemberitaan
tak penting di berbagai media. Kita terpapar masalah korupsi, pemerkosaan,
pembunuhan, konsumerisme, dan berbagai hal buruk lainnya. Carl Sagan bertanya
kepada kita, “Masyarakat apa yang akan
tercipta jikalau saja kita mengajari mereka sains dan harapan?”
2 comments
Menarik
ReplyTerima kasih Om.
Reply