Lima Puisi di Koran Lombok Post, 7 Agustus 2016
https://afremov.com Menemukanku Dalam Puisi Jika kau tak menemukanku dalam puisi ini berjalanlah ke belakang untuk ...
![]() |
https://afremov.com |
Menemukanku Dalam Puisi
Jika kau tak menemukanku
dalam puisi ini
berjalanlah
ke belakang untuk aku di masa lampau
sejak
kita bertemu di musim yang hanya sekali
kehilangan
ini tumbuh dalam tubuh yang mencari.
Jika kau tak menemukanku
dalam puisi ini
cukup
engkau berbahagia dengan apa yang kau pahami
tentangku
hanyalah sejumlah kata yang pupus dari ingin
hilang
atau kembali ada, hanyalah perkara angan.
Jika kau tak menemukanku
dalam puisi ini
akan
kutemukan kau terlebih dahulu,
sebelum
kau sungguh berniat menghapusku
lalu
melupakanku dengan singkat caramu
Jika kau tak menemukanku
dalam puisi ini
bersabarlah
demi aku yang senang bersembunyi
dari
balik batang kata aku berdiri diam sendiri
mencoba
memastikan jika kelak aku miliki arti.
2015
Ramalan
Kutelusuri garis telapak tanganmu seperti berada
di jalan setapak taman bunga
Kumenghitung jarak dan jauh waktu yang hendak
kita tempuh bersama
Kulihat nasib mulai bermekaran sambil kupandangi
dedaunan beragam warna
Kuhirup aroma nektar pertama sebelum direbut
lebah-lebah kecil di sana
Sementara
aku bukan peramal berjubah merah yang menyimpan rahasia,
telah
kujelaskan seluruh kata tertanam subur di hati kita masing – masing.
Tumbuhlah
jadi puisi;
Kita hidup sekali lagi dari apa yang kita
kunjungi hari ini di masa depan.
2016
Di Pelabuhan
Sebelum kapal sandar dan aku tiba di pulaumu
yang jauh,
Telah kubentangkan segenap ketenangan jiwa
untukmu
Lalu kudengar kau berteriak sambil melambaikan
tanganmu
Dan raungan kecil paling liar dalam diriku
perlahan jadi patuh
Apa yang mampu dipinjamkan lautan kepada desir
jiwa seorang lelaki rapuh?
Aku berlari sejak musim telah belajar menampung
keinginanku
Yang berganti hanyalah awan putih kelabu di atas
rumah
Selalu kutemukan hari di mana kau selalu datang
menyapaku
Sekali aku terpukau pada hadirmu, jiwaku tentu
terpaku
Pada apa yang semestinya kita miliki bersama,
rasa takut kehilangan.
2016
Di Jantungku
Di jantungku,
desa kecil tumbuh dan belajar membangunkan
matahari
di tempat ini orang mati tak akan pernah
menyesali apa pun
keluarga ditinggalkan dengan kebahagiaan yang
cukup
tak lagi ada sungai mengering meski kemarau
begitu panjang
di sungai bebatuan selalu hidup bersama aliran
darah kehidupan
akar pohon membesar menembus ruang paling dalam
menyentuh detak antara kematian dan melanjutkan
beberapa langkah
namun berbagai hal yang tak rampung tetap saja
dijelaskan kesunyiaan.
Di jantungku, kematian sebentar lagi hendak
memulai
apa yang tak pernah ingin dimiliki manusia
sesepi jiwaku
2016
Aku Tak Menulis Cinta
Lagi, Selain Kebohongan
Kau pun percaya pada
mata para kekasih
Mereka tak pernah benar
kalah
dari pura-pura yang
melahirkan amarah
Sebab kelak ia tumbuh
sebagai awal dari lelah.
Aku juga tak lagi menulisnya
dengan tabah
Selain menasihati diriku
untuk terbiasa pasrah
Kebohonganku adalah
alasan melanjutkan
Dari seluruh apa yang
selama ini kunantikan.
2016
*Kelima puisi di atas diterbitkan di kolom Literasi, Koran Lombok
Post pada tanggal 7 Agustus 2016. Jika teman-teman juga hendak mencoba
mengirimkan karyanya, silakan dikirimkan di literasilombokpost@gmail.com.
2 comments
Terus saya jatuh cinta pada puisi Menemukan Aku dalam Puisi!
ReplyPuisi terakhir asyik, yang lain lebih asyik. Judul yang panjang, bagus ya..hhe
Reply