The New Life, Orhan Pamuk

Di mulai dengan kalimat pembuka, “Suatu hari aku membaca sebuah buku, dan seluruh hidupku pun berubah …” Orhan Pamuk menggunakan lebih banyak narasi dan sedikit percakapan antar tokoh. Buku ini bercerita tentang rasa ingin tahu seorang mahasiswa yang bernama Osman setelah membaca sebuah buku. Ia berharap menemukan kehidupan baru dan memulai hal yang lebih baik di kehidupannya itu. Di kampus, ia bertemu Janan dan Mehmet. Dua orang yang juga membaca buku itu. Sedangkan Mehmet, adalah korban dari efek buku yang telah dibaca Osman memberikan banyak tanda tanya di kepala Osman. Selain itu, ada kisah tentang perasaan Osman yang begitu mencintai Janan, meski ia paham jika hati Janan sebenarnya telah dimiliki oleh Mehmet.


Orhan Pamuk
Sumber gambar di sini


Hingga pada suatu hari, Osman melihat Mehmet tertembak dan Janan menghilang entah kemana setelah itu. Perjalanan serta pencarian pun dimulai. Ada banyak peristiwa yang direkam oleh tokoh utama dalam novel ini yang kemudian disulap menjadi narasi kuat Orhan Pamuk. Kata-kata yang disusun sedemikian rupa untuk membentuk kehidupan lain bagi pembaca secara tidak langsung tercipta perlahan. Buku ini lebih dari sekadar pencarian, melainkan ada beberapa hal yang diterangkan. Rasa putus asa dan sejumlah keraguan dari tokoh utama menjadi salah satu hal yang saya nikmati. Saya membaca buku ini beberapa kali, dan baru kali ini mampu menyelesaikannya. Alasannya, apalagi kalau bukan waktu.

Membaca buku barangkali adalah kehidupan baru yang mesti diciptakan ulang. Saya merasa selalu beruntung jika dipertemukan dengan orang-orang yang telah merancang kehidupannya dengan buku-buku. Di bagian terakhir The New Life ini, ada cerita tentang Paman Rifki, sosok yang begitu mengagumi anak-anak dan menyimpan sejumlah koleksi buku yang dipinjam oleh Osman saat ia telah dewasa. Bagaimana pun, saya percaya bahwa buku-buku yang ada di sekeliling kita adalah bagian paling penting dalam menciptakan serta menghidupkan dunia baru atau dunia yang lebih baik.


Maka, selagi masih punya waktu dan keinginan kita masih selalu berontak untuk diwujudkan, tidak ada salahnya menciptakan kehidupan baru. Saya rasa, keras kepala Osman untuk menemukan dunia baru atau menjawab pertanyaan besar dalam novel ini menjadi salah satu poin penting. Tanpa perlu menyesali, akhir dari apa yang kita perjuangkan. Jika didasari dengan kesenangan dan rasa cinta yang tulus, saya rasa kita tak akan pernah bertemu dengan penyesalan.  

Halo, Saya Wawan Kurniawan. Terima kasih telah berkunjung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar