Bagaimana Cara Menulis Cerita Yang Lucu?
Bagaimana cara menulis cerita yang lucu? Saya selalu gagal untuk menjawab pertanyaan itu dalam tulisan. Selera humor saya mungkin kurang ba...
Bagaimana cara menulis
cerita yang lucu? Saya selalu gagal untuk menjawab pertanyaan itu dalam
tulisan. Selera humor saya mungkin kurang baik, setiap kali ingin menulis hal
lucu, ujung-ujungnya berubah menjadi sesuatu yang muram. Sebenarnya pertanyaan
itu telah lama saya tanyakan pada diri saya. Namun setelah kemarin selesai
membaca karya Jonas Jonasson yang berjudul, “The
Girl Who Saved The King of Sweden” saya kembali melontarkan pertanyaan itu.
Membaca Nombeko, seorang perempuan yang berasal dari Soweto, Afrika Selatan
memiliki pengalaman yang tak kalah serunya dengan apa yang dialami oleh Allan.
Di buku kedua Jonasson ini,
bagian yang saya senangi adalah cerita tentang si kembar Holger. Ada Holger
Satu dan Holger Dua, ayah mereka memilih menggunakan satu nama saja untuk
sebuah siasat yang aneh. Serta usaha meruntuhkan kekuasaan Monarki yang
diperjuangkan ayah Holger lalu berlanjut ke Holger Satu, tidak dengan Holger
Dua. Selain itu, saya bertanya-tanya mengapa Jonasson kembali menambahkan
cerita tentang Bom Atom dalam novelnya ini.
Seperti halnya buku “The 100 Year
Old Man Who Climbed Out Of The Window And Disappeared.”
Allan Karlsson dan Nombeko
adalah dua karakter yang secara sekilas memiliki kesamaan dalam berpikir.
Mereka menikmati alur hidup dan serangkaian cerita yang mengejutkan. Pada buku
yang bercerita tentang lelaki tua 100 tahun itu, Jonasson mengklaim butuh waktu
47 tahun untuk menulisnya. Bagian terbaik bagi saya berada di awal cerita,
bagaimana Allan memanjat keluar dari jendela kemudian hilang, tepat di hari
ulang tahunnya ke-100. Bermula dari peristiwa itu, ia memulai pengalaman yang
menarik. Allan juga memiliki peristiwa politik penting di abad ke-20, ada beberapa
tokoh yang mendapat bantuan dari Allan.
Pada sebuah wawancara,
Jonasson mengakui tulisan tentang Allan juga menjadi pelarian setelah mengalami
perceraian dengan istrinya di tahun 2010. Gambaran tentang Allan kurang lebih
mencerminkan dirinya sendiri. Allan kadang hadir di saat-saat tersulit dalam
hidupnya. Ia hidup dengan kesederhanaan dan merasa dipenuhi dengan kebahagiaan.
Jonasson pun menjelaskan bahwa dia hidup dengan seorang anaknya, seekor kucing
bernama Molotov, beberapa ekor ayam yang semuanya diberi nama. Anak ayamnya
bahkan kadang ia biarkan naik ke tempat tidurnya, dan ia hidup di sebuah daerah
terpencil Sörmland di pantai selatan Swedia. Saya menemukan salah satu
kesenangan Jonasson adalah suka membaca sejarah modern. Tak heran jika dalam
bukunya, kita bisa melihat beberapa tokoh penting abad ke-20 dihidupkan dengan
caranya sendiri.
Maaf jika catatan ini
agak berantakan, awalnya saya ingin bercerita tentang Nombeko, namun saya rasa,
cerita Allan masih membuat saya memikirkan pantai jompo dan usaha pelarian di
hari ulang tahunnya. Sebagian besar saya bercerita tentang Allan dan Jonasson. Sesekali,
seperti yang dilakukan Allan di awal cerita, mungkin kita butuh waktu untuk
memanjat dan melompat dari jendela, menemukan dunia baru atau memulai perjalan
yang lebih menantang. Jika pertanyaan di awal tulisan belum mampu saya jawab,
memang saya hanya sekadar bertanya. Saya sedang belajar menulis dan amat malas
membaca, mungkin sudah saatnya saya memanjat dari jendela, keluar lalu
menghilang.
Post a Comment: