Mungkin, Usiaku Masih 21 Tahun

Setahun yang lalu, di saat saya merayakan ulang tahun bersama keluarga baru. Keluarga yang saya dapatkan di dalam Program Pertukaran Pemuda. Saya juga mendapatkan ucapan langsung dari teman-teman program yang berasal dari beberapa provinsi. Ada satu hal yang menarik di tahun kemarin, perihal hari ulang tahun saya. Saya bisa melihat atau membaca gerak gerik keluarga angkat saya. Mereka sudah tahu jika hari itu adalah ulang tahun saya, dan terlihat mereka mempersiapkan sesuatu yang sengaja disembunyikan.

Seminggu sebelum hari ulang tahunku mereka bertanya,
“Kapan ulang tahun ka?”
“4 Maret Aa”
“Umurnya sudah berapa?”
“22 Tahun, Aa berapa?”
Kami melanjutkan pembicaraan dengan topik yang random.

*
4 Maret 2013

Sepulang bermain bulu tangkis di samping kantor lurah, saya dan Eliot disambut berbeda dari biasanya. Sudah berkumpul seluruh anggota keluarga, mulai dari yang tertua sampai yang termuda.
“Ada apa teh?” tanyaku heran
“Itu ada Aa yang mau bicara sebentar”
“Mana Aa?”

Kulihat wajah El, sepertinya dia juga mulai kebingungan. Aku dipanggil naik ke lantai dua, sedang El ditahan dan dipanggil ke dapur. El semakin bingung, dan saya semakin curiga. Saya mengikuti alur yang mereka siapkan.  Kulihat ada Aa yang duduk di luar sambil memainkan handphonenya. Ketika Aa melihatku, dia langsung memanggilku keluar. Saya menemaninya duduk dan kemudian bercerita.

“Begini, Aa sama Teteh, Ibu dan Bapak, mau minta maaf kalau selama ini ada kesalahan Ka’ Wawan”
“Ah, saya yang harus minta maaf Aa, sudah banyak merepotkan”

"Maaf memaafkan" itu berulang beberapa kali, masing-masing diantara kami tidak ada yang mengalah. Namun, saya sudah merasa ada yang sedikit aneh dengan ini, saya sengaja diajak berbicara di luar karena ada sesuatu. Tak lama setelah itu, Eliot datang dan berdiri di pintu, di belakangnya ada dua orang teteh, ada Reza, ada bapak dan Ibu. Aa yang menemani saya berbicara tiba-tiba memegang pergelangan tangan saya, saya kaget. Eliot mendekat dan mengangkat tangannya, kulihat dia membawa sebutir telur, saya berusaha menghindar.

Rasa kaget itu kemudian pecah, bersamaan dengan sebutir telur yang pecah di atas kepala saya. Diikuti dengan tepung-tepung yang dilemparkan di wajah, kepala dan tubuh saya. Dan seketika saya serasa menjadi manusia adonan.

“Sorry Wawan, this because Ibu and Teteh” kata Eliot
“No Problem, this is Indonesian El. I will explain about this situation” setelahnya kujelaskan kebiasan orang Indonesia merayakan ulang tahun yang seperti itu. Setelah saya dipenuhi dengan tepung yang telah bercampur dengan telur tadi. Di depan kamarku, Ibu dan Teteh membawakan kue ulang tahun yang telah ditancapkan sejumlah lilin kecil dan lilin angka 22.

Setelah diserang tepung dan kawan-kawan


Ini bersama bapak angkat saya di Cikandang, Jawa Barat

Eliot mengambil kameranya dan mengabadikan kejadian yang baru pertama kali dia saksikan. Setelah itu, ibu sudah menyiapkan makanan untuk kami. Hari itu kami habiskan dengan berbahagia bersama, saya bersyukur mendapatkan keluarga yang baik.
Masakan hadiah dari Ibu dan Teteh
Keesokan harinya, di pagi yang sejuk dan tenang. Saya dan Eliot bergegas keluar untuk pertemuan kelompok. Tapi, sebelum keluar, saya masih memikirkan usia saya, “22 Tahun”. Ada hal yang mengganjal pagi itu, sepertinya usiaku belum 22 tahun. Hingga saya mendiamkan diri sejenak dan berpikir dengan tenang, dan ternyata saya masih berumur 21 tahun (1992-2013). Rasanya saya terlalu tergesa-gesa menghitung usia saya. Kuceritakan pada Ibu dan seluruh anggota rumah, bahwa usiaku sebenarnya masih 21. Kukatakan pada mereka, “Tahun depan, saya mau merayakan Ultah 21 saja” dan mereka tertawa.

Senja yang selalu saya nikmati di Cikandang

*
4 Maret 2014

Eliot mengirimkan ucapan dan selamat sambil mengatakan “Hai bro, selamat hari ulang tahun! are you really 22 now? have a great day!


Saya merasa tahun ini usia saya 21 tahun, dan saya akan merayakannya. Sudahlah... 

Mungkin tahun depan, saya ingin merayakan usia saya yang ke-45. Tentu menyenangkan jika kita bisa sesuka hati mengatur usia di hari ulang tahun kita. Cobalah sekali dalam hidupmu, sekali saja! ;)

*sumber gambar dari Eliot

*

Terima kasih untuk semua doa dari teman-teman yang dikirimkan kemarin bahkan pagi tadi. 
SEMOGA Tuhan membalas kebaikan teman-teman. Amiin

Halo, Saya Wawan Kurniawan. Terima kasih telah berkunjung.

5 komentar:

  1. Tuhan selalu memberikan yang terbaik buat kamu Wan, itu pasti.
    Dan kamu selalu membuka pintu rezeki lewat kebaikan-kebaikan pada orang-orang sekitarmu, minimal semangat.
    Selamat untuk usianya yang telah lewat 1/3 distribusi normal.
    Teruslah berkarya, dan jangan lupa berhenti sejenak.
    O iya, sudah .com ya? hehe

    BalasHapus
  2. Tahun ini sya mau rayakan ulang tahun yg ke 23 sya..biar target d umur 23 bsa sgra terealisasi...;)

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus