Panggung Literasi di UIN Alauddin
Kemarin saya meninggalkan rumah sekitar pukul delapan pagi, saya berusaha datang tepat waktu di kegiatan Diskusi Buku dan Panggung Literasi...
Kemarin saya meninggalkan rumah sekitar pukul delapan pagi, saya berusaha datang tepat waktu di kegiatan Diskusi Buku dan Panggung Literasi yang diadakan oleh Mahasiswa UIN Alauddin Makassar, Jurusan Ilmu Perpustakaan. Ada diskusi buku "Mereka Besar Karena Membaca" saya mencatat sejumlah pernyataan yang disampaikan pada diskusi itu. Pembicara pertama, ada Pak Kuswanto yang merupakan wakil direktur Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia, beliau berasal dari Surabaya. Kurang lebih sekitar sejam, Pak Kuswanto berbagi ilmu dengan peserta.
Pak Kuswanto membuka diskusi dengan sebuah pernyataan dan pertanyaan kepada peserta,
"Teks telah menjadi purba pada masa serba grafis. Masih adakah niat membaca dalam bentuk teks?"
Selanjutnya beliau menutup diskusi dengan mengatakan pesan seperti ini, “Kecanduan yang tidak
membahayakan adalah kecanduan membaca”. Setelah itu dilanjutkan oleh Pak
Mulyadi (Mantan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin) yang mengajak peserta untuk mulai membaca dengan perasaan senang tanpa ada paksaan. Dari perasaan senang itulah, semua akan bermula menjadi kebiasaan yang positif. Pembicara terakhir dari diskusi itu, ada Pak Azwar yang bergelut di IT Library Consultant. Beliau banyak membahas peran penting tentang perpustakaan. Pak Azwar berpesan,
"Ada baiknya, jika kita mempunyai perpustakaan pribadi di rumah kita masing-masing"
Saya kembali ke Batua Raya, setelah shalat Jum'at saya kembali ke lokasi. Agenda selanjutnya, ada Panggung Literasi. Ini adalah kali kedua Panggung Literasi diadakan di UIN Alauddin Makassar, kemarin dihadiri Kak Ime, Kak Alwy, Kak Muhary, Kak Quraisy Mathar, Kak Yudhistira S. Setiap kali bertemu mereka, saya akan belajar untuk memotivasi diri sendiri. Berusaha untuk bisa setara atau bahkan melampaui mereka suatu saat nanti.
Kak Quraisy Mathar menjadi pembicara pertama di Panggung Literasi, beliau menjelaskan sejarah Literasi hingga tiba dipernyataannya yang menggelitik, bahwa "kini tradisi menulis telah berpindah menjadi tradisi mengetik"
Sumber: Kak Ime. | Panggung Literasi, Kak Quraisy tengah berbagi. |
Sumber: Kak Ime | Lebih banyak peserta perempuan. |
Sumber: Kak Ime. | Foto bersama di akhir acara. |
Saya selalu senang jika mendapat kabar dari Kak Ime, "Wan, ada panggung literasi lagi" Karena, di saat itulah saya bisa belajar dari penulis-penulis literasi lainnya. Sekaligus bisa mengingatkan saya untuk terus berbenah. Terima kasih untuk kakak-kakak Literasi.
*
Catatan di atas, cukup berantakan dan kurang menyenangkan untuk dibaca. Jika akhir pekan ini, saya menemukan tempat yang tenang, saya akan menuliskannya dalam bentuk yang berbeda. Saya senang dengan pesan dari Kak Alwy, beliau mengajak peserta untuk belajar berbicara atau menemui diri kita sendiri. Menyempatkan waktu untuk diri sendiri dan mendengar diri sendiri adalah hal yang akan membuat kita merasa lebih baik.
Akhir pekan ini, saya berharap bisa mengunjungi diriku sendiri yang beberapa pekan ini cukup penat. Selamat berakhir pekan kawan-kawan!
Post a Comment: