Mendengarkan Kemudian Belajar
Sore yang mendung terasa berbeda saat bertemu dengan teman-teman yang lama tidak saya temui, mereka yang selama ini saya jadikan tempat bel...
Sore yang mendung
terasa berbeda saat bertemu dengan teman-teman yang lama tidak saya temui,
mereka yang selama ini saya jadikan tempat belajar menulis. Dua hari yang lalu
saya mendapatkan undangan dari teman-teman FLP Unismuh untuk datang berbagi
tentang menulis, tepatnya menulis puisi. Saya pun datang dan berbagi sekaligus
belajar dari mereka.
Kampus Unismuh
Kapan, bagaimana dan
dari mana keinginan-keinginan menulis itu datang, semua kami diskusikan kurang
lebih dua jam lamanya. Setiap kali datang dan bertemu dengan teman-teman yang
punya semangat seperti mereka, saya seketika menegur diri saya yang kalah
dengan mimpi –mimpi semu.
Penulis Handal Unismuh
Terima kasih telah
mengundang saya hadir untuk belajar bersama.
Menulis adalah pekerjaan yang baik
untuk mengenal diri dan juga mengenal orang lain. Lewat menulis, saya sudah
mendapatkan berbagai pengalaman yang menyenangkan dan mungkin tidak akan saya
dapatkan jika bukan karena menulis. Tapi, hal-hal menyenangkan tidak selamanya
ditemukan di jalan yang sama, setiap orang selalu punya jalan yang berbeda. Dan
saya pun, senang melihat, mendengar atau mengamati cerita mereka yang berbeda
dengan jalan yang saya pilih.
Di jalan mereka, ada
jalan untuk menemukan jalanku yang lebih panjang. Ada peringatan yang patut
dibaca dan dimaknai lebih baik.
Sore yang menyenangkan.
*
Hari ini saya bangun
dengan perasaan optimis yang berbeda dari biasanya. Saat terbangun, ada
beberapa hal yang membuat saya tersenyum, ada bayangan yang membuat saya bangun
dengan keyakinan penuh bahwa hari ini akan menjadi lebih baik. Keresahan hari
kemarin, akan terselesaikan.
Di kampus saya datang
dengan perasaan yang jauh lebih tenang. Bila menemui masalah kemudian
menghadapi dengan perasaan ikhlas, hingga terselesaikan hingga tuntas adalah
pelajaran yang saya dapatkan hari ini. Saya berdiskusi dengan beberapa kawan,
mendengarkan lebih dan mengamati dengan cermat. Karena mereka, saya semakin
optimis.
Sebelum meninggalkan
kampus, saya berbincang dengan Pak Mus. Setiap
kali saya berbincang di sore hari dengan beliau, selalu ada pesan yang dapat
saya pelajari. Pak Mus bukan dosen di Fakultas Psikologi, tapi selalu saya
menganggapnya sebagai dosen istimewa untuk mata kuliah kehidupan yang
sesungguhnya. Beliau orang pertama yang kutemui di hari pertama perkuliahan.
Waktu itu, di September 2010 sengaja saya datang lebih pagi. Saya tiba di
kampus pukul enam pagi, pintu-pintu fakultas terkunci. Hingga pak Mus datang dan memberi
salam. Hari itu pula, perbincangan saya dan beliau berlangsung hingga hari ini.
“Mendengarkan lebih
banyak, adalah saya yang ingin belajar”
*
Mari puasa sunnah Senin
Kamis!
Saya berterima kasih
kepada Saudaraku, Rosdiaman, panggilannya Maman. Saya selalu berada dalam satu
atap pendidikan yang sama, sejak SMP, SMA hingga di masa perkuliahan. Sehingga,
saya merasa dekat dan lebih mengenal Maman dari teman-temanku yang ada di
kampus.Saya datang ke kosnya
dan buka puasa di sana, setelah itu saya juga mendengar banyak cerita dan
harapan dari Maman.
Seperti inilah saya Minggu depan ^^
Karena Maman mengingatkan saya tentang Karate, saya berencana untuk melanjutkan Karate yang sudah cukup lama saya tinggalkan. Minggu depan saya akan kembali bergabung dan belajar Karate. Saya masih menyimpan semangat awal yang dulu dimulai saat saya masih duduk di bangku kelas dua SMP. Saya kembali untuk memahami bahwa “Mensana end Corporisano”
Post a Comment: