Perihal Atribut Psikologi

Sebelumnya saya telah menjelaskan pengertian pengukuran dalam bentuk narasi, yang sebenarnya ingin kujadikan sebuah cerpen berjudul "psikometri". Tapi, sayang belum sesuai dengan rencana awal, kalau mau baca silakan di sini.  

Baiklah, kali ini, saya akan menuliskan alasan mengapa pengukuran pada atribut-atribut psikologi lebih menantang  dibandingkan pengukuran atribut fisik. Hal tersebut diantara lain karena:

Pertama, Atribut psikologi bersifat latent,eksistensinya bersifat konseptual. Artinya, objek yang akan diukur merupakan konstrak yang tidak bisa diamati secara langsung. Melainkan hanya dapat diungkap secara tidak langsung melalui banyak indicator perilaku yang telah disusun. Nah, merumuskannya itulah yang nanti akan menjadi tantangan selanjutnya.

Kedua, Aitem yang terbatas, artinya bahwa pada skala tersebut akan memiliki keterbatasan yang tidak mampu mencakup indkator lain. Yang mungkin akan menjadi tumpang tindih, hingga akhirnya tidak cukup komprehensif.

Ketiga, Subjek akan merespon dengan dipegaruhi oleh variabel lain, misal suasana hati yang galau, kondisi tubuh yang lelah, situasi sekitar yang ribut dan mengganggu. Alhasil, variabel lain itu akan berpengaruh terhadap respon yang diberikan.

Keempat, seiring berjalannya waktu atribut psikologi yang ada pada dalam diri kita mudah berubah-ubah. Atribut pada manusia stabilitasnya tidak tinggi.

Kelima, Interpretasi hanya dapat dilakukan secara normative. Dalam istilah pengukuran, dikatakan bahwa pada pengukuran psikologi terdapat lebih banyak sumber error.

Sehingga, hal-hal tersebutlah yang mewajibkan kita untuk lebih berhati-hati dan lebih terencana dalam menyusun dan menciptakan alat ukur nantinya. Sebisa mungkin kita menekan kemungkinan sumber error yang ada.

Objek Ukur

Dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Atribut kemampuan (kognitif)
  • Kemampuan yang bersifat potensial
i.  Kemampuan potensial umum (intelegensi)

ii. Kemampuan potensial khusus (bakat)

2. Atribut bukan kemampuan

Atribut bukan kemampuan itulah yang kadang disebut sebagai atribut kepribadian dan sebagai atribut afektif. Menyangkut metode penyusunan instrumen, atribut bukan kemampuan dikenal (mengikuti definisi Cronbach, 1970) sebagai performansi tipikal (typical performance). Performansi tipikal inilah yang menjadi objek ukur skala-skala psikologi. 

Catatan: Bersumber dari buku Saifuddin Azwar, "Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2"

Halo, Saya Wawan Kurniawan. Terima kasih telah berkunjung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar