Opportunity
Pagi ini pancaran sinar matahari bebas menembus jendela kamarku. Dedaunan di halaman belakang rumah kemudian mulai berubah warna, lalu sedi...
Pagi ini pancaran sinar matahari bebas menembus jendela kamarku. Dedaunan di halaman belakang rumah kemudian mulai berubah warna, lalu sedikit bersuara atas kehadiran angin. Meskipun di luar terlihat cerah, namun tetap saja aku mesti menggunakan jaket yang cukup tebal untuk waspada dengan suhu. Beberapa minggu terakhir ini, suhu mulai bermain dengan angka yang kadang tak bisa aku terka. Sesekali jatuh mencapai -3 derajat celcius.
"It's OK for canadian" jelas Eliot
Hingga akhirnya, setiap pagi aku mesti memperhatikan prakiraan cuaca di surat kabar atau melalui aplikasi di handphoneku. Sebagai upaya untuk berjaga-jaga, mendesain strategi ketebalan pakaian yang akan digunakan. Kemarin suhu mencapai 6 derajat celcius, dan hari ini kurang lebih seperti itu. Berkisar dari angka 6 hingga 8 derajat celcius, tapi kehadiran hembusan angin yang kadang menjadikan telapak tangan serasa mati rasa karena dingin.
Di postingan sebelumnya, aku sempat bercerita tentang sepeda yang kemudian di pensiunkan. Kami tidak menggunakan sepeda ke Beach Grove Home. Setelah mendapatkan tiket bus selama bulan November. Namun hari ini, sepeda kembali kami gunakan. Dengan alasan perjalanan hari ini berbeda dari biasanya. Tak peduli dingin, tanjakan tinggi, atau angin rajin berhembus.
Semua itu karena, kesempatan untuk masuk dalam kelas Psikologi Perkembangan Dr. Colleen MacQuarrie di Fakultas Psikologi, Universitas Prince Edward Island.
"It's opportunity for us" ungkap Eliot saat kujelaskan.
Program ini secara garis besar adalah "volunteering", namun aku bisa menjalankan personal project. Beruntung aku bisa bertemu dengan Dr. MacQuarrie yang memberikan aku kesempatan untuk bergabung di kelasnya. Yang awalnya menjadi pembicara di EAD. Setelah tahu bahwa beliau adalah dosen Psikologi, maka aku mencoba sedikit berbincang dan mengungkapkan keinginan untuk belajar di kelasnya.
Nah, hari ini meskipun aku bertugas di Beach Grove aku berusaha untuk mendapatkan izin dari Maura, penanggung jawab kami. Aku dan Eliot tetap mengerjakan tugas seperti biasa, membuka dan menjaga kantin. Menemani para pengunjung untuk berbincang dan minum kopi bersama. Dan saat tak ada pengunjung, aku punya kebiasaan baru yakni bermain sudoku. Di laci kantin itu terdapat buku sudoku yang menarik, hingga aku belajar bermain angka-angka. Sepertinya, aku mulai bersahabat dengan sudoku.
Kantin di tutup sebelum lunch, agar aku dan Eliot punya kesempatan untuk membantu perawat yang ada. Seperti biasa, menyuap lansia yang tak bisa lagi memegang sendok atau sedikit bermasalah dengan pengelihatan, pendengaran atau memori. Pekerjaan itu sudah aku kenali, setelah kurang lebih sebulan berada disini. Aku juga sudah punya banyak teman yang rajin bercerita, ini tempat belajar untuk menjadi seorang pendengar yang baik.
Hingga tiba pukul 1:30 siang, aku memberitahu Maura dan meminta izin untuk pulang lebih awal.
"Ok, don't worry about that. It's ok" kata Maura sambil tersenyum.
Kami di izinkan, aku dan Eliot kemudian bersepeda sekitar 30 menit menuju Universitas Prince Edward Island. Kelas akan di mulai pukul 2:30 dan berakhir pukul 4:00 sore.
"Room 243 Don and Marian MacDougall Hall" pesan dari Dr. Collen
Hingga kemudian aku dan Eliot masuk ke kelas dan bertemu Dr. Collen.
Kami berbincang, menunggu sebelum kelas di mulai dan beliau memperdengarkan musik kesukaannya. Lalu melanjutkannya dengan materi yang telah disediakan. Aku mengamati beberapa hal yang ada dalam kelas, jejeran kursi, tampilan materi, respon mahasiswa, cara menjelaskan dan interaksi dalam kelas. Aku merasa tertinggal jauh, entah mengapa? Aku serasa tak tahu apa-apa tentang Psikologi. Aku terus memperhatikan materi yang dijelaskan, ada banyak catatan yang kusimpan dalam buku kecilku.
Ada beberapa inspirasi untuk meneliti, dia melontarkan banyak contoh penelitian. Menjelaskan dengan kondisi yang ada saat ini, dan tanya jawab yang dipenuhi dengan argumen yang kuat. Minggu depan, beberapa mahasiswa akan mempresentasikan Creative Project tentang Psikologi. Aku dan Eliot tertarik untuk kembali ikut bergabung. Aku mendapat tantangan baru.
Sebelum kembali ke rumah, aku dan Eliot menyempatkan untuk berkeliling melihat bangunan di Universitas Prince Edward Island ini. Bangunan yang sejak 1917 sudah ada.
Aku berpikir, jika aku bercita-cita untuk kuliah di Luar Negeri aku mesti belajar 21 kali lipat dari sebelumnya. Tak mesti menyerah dengan keadaan saat ini, jika ini adalah medan perang, aku takkan menyerah untuk menyerang kemalasanku sendiri, menyerang ketakutanku sendiri.
Tiba-tiba teringat pesan Bunda Tatty Elmir,
"Pejuang sejati tak akan mati dalam sekali tikam!" itu pesan dari Bunda Tatty Elmir.
Aku ingin lebih baik, jauh lebih baik. #optimism
Post a Comment: