Idul Adha bersama Detektif
Dua hari sebelum pelaksaan Shalat Idul Adha, aku menjelaskan sedikit cerita tentang Islam kepada Eliot terkhusus Idul Adha dan Idul Fit...
Dua hari sebelum pelaksaan Shalat Idul Adha, aku menjelaskan sedikit cerita tentang Islam kepada Eliot terkhusus Idul Adha dan Idul Fitri. Ada beberapa pertanyaan yang mesti aku jelaskan agar dia sedikit lebih paham dengan apa yang akan kulakukan. Begitupun di meja makan, Kevin dan Gwenth kadang bertanya tentang Islam dan keadaan yang ada. Ataupun percakapan sederhana yang kemudian mengundang senyum dan tawa bersama.
Menarik, kami melakukan perbincangan yang sarat akan makna. Kevin dan Gwenth selalu menciptakan kondisi percakapan yang lama, sehabis makan malam. Selepas perbincagan di meja makan, aku dan Eliot memulai percakapan baru di kamar. Kadang berjam-jam aku dan Eliot bercerita tentang sejarah, agama, dan kepercayaan. Menjelaskan sedikit sejarah Islam, kemudian mencari referensi di Internet, melihat beberapa videp di Youtube dan kemudian belajar bahasa.
"Nanti kalau mau ke mesjid kami antar?" kata Kevin
"Oiya, terima kasih"
"Bagaimana dengan Eliot?"
"Eliot juga ikut" jawabku
Hingga akhirnya, tanggal 26 Oktober 2012 aku dan Eliot bangun lebih pagi agar tak terlambat ke mesjid. Kevin dan Gwenth juga sudah siap mengantarkan kami. Sebelumnya, aku sedikit merasa aneh dengan keadaan ini. Beberapa jam sebelum pagi, aku bisa melihat dan mendengar kabar dari Indonesia, tentang perayaan Idul Adha yang ramai.
Status di facebook, atau tweet bertaburan ucapan selamat Idul Adha. Perbedaaan waktu 13 Jam antara Makassar dan Charlottetown menghadirkan suasana itu, aku menanyakan kabar keluarga hanya lewat email atau facebook. Kerinduan untuk berkumpul bersamaa selalu ada, tapi aku juga bisa menempatkan kondisi dan bisa menjadikannya, "All is well".
Pagi di tanggal 26 Oktober, aku dan Eliot diantar Gwenth menuju mesjid Dar As-Salam. Sesuai jadwal shalat Idul Adha setempat, yang akan dilaksanakna pukul 9:15 kami tiba sebelum pukul 9 pagi, dan bertemu dengan Adit yang sudah tiba sejak pukul 7 pagi karena ikut dengan tetangganya yang datang lebih cepat.
"Akhirnya kalian datang, aku disini sudah dari tadi" kata Adit
Sudah terdengar suara takbir dari beberapa orang yang duduk di depan, Eliot duduk disamping Adit dan terlihat sedikit kebingungan. Adit pun kembali menjelaskan tentang Takbir, dan sesekali Eliot mencoba untuk ikut. Tak lama setelah itu, Sufi datang disusul Arga dan Alex, Karim dan Josh. Tiga orang Kanadian, Eliot, Josh, dan Alex ikut shalat Idul Adha meskipun mereka bukan agama Islam.
Selepas shalat, ada acara sederhana di lantai bawah mesjid, kami bertemu dengan muslim yang ada di Charlottetown. Sekiranya kami mencari Pak Tonny, orang Indonesia yang telah menetap lama di Charlottetown. Namun, kabar dari Karim beliau tidak hadir hari itu karena ada keadaan penting di kantor. Kami tak melihat ada wajah orang Indonesia, kecuali sesama peserta. Hingga aku berjalan, tiba-tiba seorang perempuan yang menggendong anak perempuannya bertanya dengan bahasa Indonesia,
"Orang Indonesia ya? Saya liat batiknya"
"Iya bu, nama Ibu siapa?"
"Aku Tia"
Ibu Tia namanya, beliau pindah dari Qatar dan akan menetap di Charlottetown. Aku pun memanggil peserta untuk berkumpul dan saling bertukar cerita dan rasa berlebaran di luar Indonesia.
***
Pulang dari mesjid, kami kemudian kaki menuju halte bus. Sekitar, 15 menit kami berjalan dan kemudian tiba dengan tepat waktu.
Dengan bus, kami turun di dekat Art Gallery. Dan mencoba mencari nasi, hingga akhirnya kami singgah di Mr.Sushi, tersedia makanan Korea, Jepang disana. Kami menemukan nasi, dan merayakan Idul Adha dengan sedikit berbeda dari biasanya. Di Mr.Sushi kami bercerita banyak hal, sambil menunggu beberapa teman yang tidak ikut ke mesjid. Sekitar pukul 2 siang, kami meninggalkan Mr.Sushi dan berjalan menuju rumah HF aku dan Eliot. Perjalanan sekitar 10 menit dengan suhu 6 derajat celcius.
Di rumah, kami hanya merencanakan kegiatan selanjutnya. Menjadi volunteer di rumah hantu dalam rangka perayaan Halloween. Sekitar pukul tiga sore, acara dirumah selesai dan pulang ke rumah masing-masing. Aku, Eliot dan Adit keluar dan pegi mencari konstum untuk persiapan jadi Volunteer. Awalnya, aku dan Adit berencana untuk jadi pocong. Namun kemudian kami berubah pikiran,
Adit menemukan kostum Vampir, sementara aku dan Eliot berencana untuk mengenakan kostum yang sama. Hingga aku putuskan untuk menjadi Detektif, dan selanjutnya Eliot mengatakan ingin jadi Zombie. Akhirnya, kami memutuskan menjadi "Zombie Detectif"
Sore hari, kami pulang dan akan berangkat bersama ke tempat Rumah Hantu. Di rumah, Gwenth sudah menanti kami, sehari sebelumnya Gwen mengatakan, "nanti aku yang make up kalian"
Aku, ELIOT, dan ADIT beruntung bisa dapat make up dari Gwenth. Gwenth mengubah wajah kami menjadi agak berbeda.
Di rumah hantu, kami bertugas untuk menakuti para tamu. Hari itu cukup padat, dan kami menikmati tugas masing-masing.
Terima Kasih telah berkunjung..
2 comments
Mantap...., :)
Replytengkyu saiful dah berkunjung..
Reply