Penulis Surat
Kau adalah penulis surat. Itu katamu pada sebuah subuh yang beku, di mana jiwa kita
saling bersahut-sahutan. Aku merasa seolah berada di medan perang, mendengarkan
banyak ledakan di surat – surat kita.
Katamu, ada hal-hal yang melarang kita mengartikan ini dan
itu dengan sembarangan. Termasuk surat ini.
Berbulan-bulan yang kau jalani, yang kita jalani adalah
surat. Hanya saja ada masa yang sempat jadi bisu, menyembunyikan seluruh
kalimat-kalimat yang tak akan pernah pamit untuk pulang.
Bahkan ketika waktu menyiapkan persinggahan-persinggahan
sepi, tidak akan mampu menepikan semuanya jadi mimpi-mimpi belaka. Kita butuh kau yang benar-benar kau, bukan pura-pura yang
kau jadikan raja di jiwa kecilmu.
Perasaan-perasan ganjil, atau luka lama yang diam-diam kita
rawat penuh penat, semoga tumbuh dengan tubuh yang Tuhan janjikan.
Setelah
kini, kita saling memahami diri dan tidak akan berlari saling menjauh. Kita
percaya, ada waktu yang terhenti sebab kita memintanya dengan duka yang
mendalam pada kesunyiaan, pada kesendirian yang ramai.
Esok pagi, matahari tetaplah matahari. Bila dirimu yang
bayangan mencintai matahari, kau harus bersiap-siap besar dan mengecil, bahkan
hilang mengikuti senja kembali. Mungkin pada malam hari, Tuhan menyediakan
tempat yang pas bagi rindumu pada cahaya-cahaya, menyala.
Suratku, aku memang penulis surat. Yang entah, kapan dan di
mana seorang itu membalasnya.
Makassar, 8 Januari 2014
kunjungi soundcloud: https://soundcloud.com/wkhatulistiwa/penulis-surat
kunjungi soundcloud: https://soundcloud.com/wkhatulistiwa/penulis-surat
No comments: